By Dwi Kurniawan
Permainan yang ini merupakan salah satu permainan waktu kecil dulu di Karang Asam, Samarinda, Kalimantan Selatan, yang masih saya ingat. Asin naga sendiri sepertinya memiliki nama yang berbeda pada setiap daerah. Permainan ini sendiri belum jelas mengapa diberi nama seperti itu. Mungkin ada cerita panjang dibalik penamaan yang belum saya tahu itu.
Permainan yang dimainkan oleh dua orang sampai lima orang, dan menyesuaikan luas tempatnya. Maklum, permainan ini biasanya dilakukan di tanah lapang dan mesti tanah yang kering. Tidak direrumputan karena sayang rumputnya yang dikorbanin.
Kita mesti membuat petak-petak, dibuat kotak-kotak dengan cara menggaris di tanah dengan benda apa saja yang penting berbekas. Coba kalau rumput ? Kan, sayang toh. Setiap pemain harus memiliki sebuah patahan keramik atau apapun yang berbentuk pipih sebagai alat bantu yang disebut epek.
Urutan pemain dilakukan dengan cara gambreng atau hom pim pah. Dari hasil undian tersebut permainan dapat segera dimulai. Pemain segera melemparkan epeknya pada jarak tertentu. Lalu berjalan melewati petak tersebut dengan satu kaki dan tidak boleh berganti dengan kaki yang lain. Harus mengintari petak tersebut dan yang pertama lolos dialah pemenangnya.
Permainan ini identik dengan kisaran umur anak-anak SD. Dan, biasanya kalau habis main ada saja yang ngompol karena harus melompat-lompat. Permainan ini tergolong permainan yang cukup menguras tenaga dan melelahkan.