12 Mei 2009

Paton-Patonan

By Ahmad Baiquni

Satu permainan yang hingga kini masih meninggalkan kesan bagi saya adalah paton-patonan. Alat yang dibutuhkan hanya tongkat kecil yang ujungnya dibuat runcing. Dicarilah tanah yang gembur atau tempat becek untuk sasaran menancapkan tongkat.

Aturannya sangat sederhana. Setiap pemain melemparkan tongkatnya agar menancap di sasaran yang sudah ditentukan. Yang tidak menancap dinyatakan kalah dan akan diberi hukuman. Dia harus merelakan kaki atau tangannya diolesi tanah becek yang tertempel di ujung tongkat teman-temannya yang menang.

Lama-kelamaan sasaran tanah yang dijadikan sasaran akan semakin meningkat dengan mencari sasaran baru. Permainan akan menjadi seru bila menemukan sasaran berupa kotoran sapi atau kerbau. Yang kalah dijamin akan diolesi kotoran hewan tersebut di kaki atau bagian tangannya.

Bila yang kalah berbuat curang dengan lari dari hukuman, maka teman-temannya akan mengejarnya sambil membawa tongkat yang ujungnya ada kotoran sapi tersebut. Semua anak akan berusaha menangkap yang kalah tersebut dan beramai-ramai mengolesinya. Kadang-kadang ada juga yang sampai menangis karena terlalu banyaknya kotoran yang dioleskannya.

Saat itu kami enjoy saja dan tidak merasa jijik dalam bermain karena dalam bermain paton-patonan semua anak terkonsentrasi untuk tepat melemparkan tongkatnya ke sasaran. Keterampilan dan kecekatan dibutuhkan untuk tidak kalah. Yang sering kalah selalu dijadikan olok-olokan di sekolah. "Bau bau, habis kena kotoran kerbau ya ?," ejek teman-teman di Kediri bila saya kalah dalam bermain paton-patonan.