By : Fajar Kelana
Malam lebaran merupakan malam yang paling meriah di kota saya, Pontianak, Kalimantan Barat. Pada malam takbiran itu, selalu diadakan acara membunyikan meriam dari kayu. Banyak sekali meriam kayu yang dihadapkan ke sungai Kapuas yang lebarnya 100 meteran. Tiap kampung rata-rata memasang 5 sampai 8 meriam. Kampung disekitar keraton yang rata-rata berisi orang arab melayu selalu membuat meriam yang paling besar dan banyak. Di kampung Beting ini, paling banyak dikunjungi anak-anak dari kampung disekitarnya.
Kayu sepanjang 5 sampai 8 meter dengan berdiameter 30 sampai 60 cm ini dilubangi, dililit dengan rotan agar tidak pecah, dibawah dikasih pembuangan air dan diatasnya dikasih lubang memasukkan karbit. Karbit dimasukkan, diberi air dan ditutup seluruh lubangnya dan tunggu 5 - 8 menit, agar menghasilkan uap gas yang mudah terbakar. Lubang dibuka meriam siap dinyalakan. Sehabis berbunyi duar......Air dikeluarkan dari bawah meriam dan disumpal lagi dengan sandal bekas.
Membunyikannya bergantian dengan meriam seberang sungai. Kodenya pakai lampu. Kalau lampu listrik sudah dimatikan berarti sudah mau dibunyikan. Lampu obornya kemudian diayun-ayunkan, siaplah dimainkan. Suaranya bersahut-sahutan sampai kedengaran keseluruh kota.
Meriam ini dibunyikan sepanjang malam bahkan sampai pagi. Pemainnya tua dan muda pada bergabung. Cowoklah yang boleh main, sedang ceweknya hanya menonton sambil menutup telinga. Saat sholat Ied pun kadang masih kedengaran suara Jedar-jedor. Meriam dari kayu ini setelah tidak dipakai direndam disungai dan digunakan untuk tahun depan. Kadang masih bisa digunakan lagi untuk tiga tahun lagi, kalau terbuat dari kayu yang sudah tua.
Ceritanya dulu pertama kali dibuat oleh Kasultanan Pontianak, Kadriyah. Digunakan untuk menakut-nakuti kapal Belanda yang mau merapat disana. Suaranya yang sangat keras mirip dengan suara meriam beneran. Ternyata Belanda tidak mudah ditakut-takuti, malah kembali lagi membawa pasukan yang lebih banyak.
Dari dulu saat saya kecil sampai sekarang sudah segede ini, acara membunyikan meriam karbit ini tetap diadakan, malah sekarang digunakan untuk menarik wisatawan datang.