By : Putro Agus Harnowo
Di dekat kampung saya di Gresik sana emang banyak pohon asam. Biji asam ini menjadi bahan permainan yang cukup menarik bagi kami disana. Biji asam yang sudah kita dapat kita rekatkan di lempengan keramik.
Cara merekatkannya cukup unik. Biji asem kita lumuri dengan getah pohon. Yang bagus biasanya getah pohon sawo. Bisa juga getah pohon angsana, mangga, jarak, dan terkadang pakai lem Castol. Kalau pakai lem castol kadang dianggap tidak fair. Dianggap berlaku curang.
Biji asam yang sudah direkatkan di lempengan keramik di taruh dibawah kaki kursi dan diduduki agar biji asam dapat menempel lebih kuat. Kadang sampai beberapa hari sampai biji asam tersebut siap untuk diadu.
Saatnya saya mencari tantangan. Biji asam saya tersebut lalu diadu dengan milik teman dengan cara digesek-gesekkan antar biji asam. Biji asam yang terlepas dinyatakan kalah. Yang kalah akan merasa kecewa karena usahanya beberapa hari menempelkan biji asam ke lempeng keramik ternyata kurang berhasil dan gampang lepas. Jenis perekat tiap anak biasanya sengaja dirahasiakan agar tidak bisa disaingi oleh temannya. Jadi tiap anak punya formula bahan perekat dari pohon yang berbeda.